SMA Negeri 3 Bulukumba kembali mengukuhkan dirinya sebagai sekolah yang tidak hanya menekankan aspek akademik, tetapi juga berupaya menghadirkan pengalaman belajar yang berkesadaran, bermakna, dan menyenangkan bagi para peserta didiknya. Hal ini ditunjukkan melalui kegiatan praktik implementasi pendekatan pembelajaran mendalam (deep learning approach) yang dilaksanakan di kawasan adat Ammatoa Kajang, Kabupaten Bulukumba.
Kegiatan yang masuk dalam program kokurikuler ini melibatkan dua mata pelajaran, yakni Sosiologi dan Geografi, yang dipadukan secara terpadu agar siswa mampu melihat keterhubungan nyata antara teori yang mereka pelajari di kelas dengan fenomena sosial dan kondisi lingkungan di masyarakat. Ammatoa Kajang sendiri dipilih sebagai lokasi kegiatan karena wilayah ini memiliki kekayaan budaya dan kearifan lokal yang sangat kental, sekaligus menyimpan potensi geografis yang relevan untuk dipelajari.
Dalam praktik pembelajaran ini, siswa dibimbing langsung oleh guru pembina dari masing-masing mata pelajaran. Mata pelajaran Geografi didampingi oleh Muh. Darwanto dan Kasriati, sementara mata pelajaran Sosiologi dipandu oleh Ismail dan Syamsuryadi. Para guru berperan aktif dalam mengarahkan siswa untuk melakukan pengamatan, menggali informasi dari masyarakat, mendiskusikan temuan, serta merefleksikan keterkaitannya dengan konsep-konsep ilmu pengetahuan yang telah dipelajari di bangku sekolah.
Selama berada di kawasan Ammatoa Kajang, siswa diajak untuk memahami lebih dalam mengenai struktur sosial masyarakat adat, sistem nilai dan norma yang berlaku, serta bagaimana kearifan lokal dijaga dan diwariskan lintas generasi. Di sisi lain, dari perspektif geografi, siswa juga meneliti bagaimana masyarakat setempat menjaga kelestarian lingkungan, memanfaatkan sumber daya alam secara bijaksana, serta menjaga harmoni antara manusia dan alam. Pendekatan seperti ini memberikan gambaran nyata bahwa ilmu pengetahuan tidak hanya terbatas pada buku dan kelas, melainkan hidup di tengah masyarakat.
Melalui pembelajaran mendalam ini, diharapkan para siswa tidak hanya memperoleh pengetahuan kognitif, tetapi juga menumbuhkan kesadaran kritis, empati sosial, kepedulian lingkungan, serta rasa hormat terhadap budaya lokal. Lebih jauh lagi, pengalaman belajar semacam ini diyakini dapat menumbuhkan rasa bangga sebagai bagian dari masyarakat yang memiliki kekayaan adat dan tradisi yang patut dijaga bersama.
Kegiatan kokurikuler ini menjadi bukti nyata bahwa SMA Negeri 3 Bulukumba berkomitmen untuk menciptakan generasi muda yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga matang secara emosional, sosial, dan spiritual. Harapannya, model pembelajaran berbasis pengalaman langsung ini dapat menjadi inspirasi bagi sekolah-sekolah lain untuk mengembangkan inovasi serupa demi mencetak generasi pembelajar yang berkarakter dan berdaya saing.
Tinggalkan Komentar